Bulungan yang Heterogen Dalam Bingkai Pawai Budaya
Bulungan, CitraBenuanta – Pawai Budaya dan Kendaraan Hias menutup rangkaian peringatan hari jadi Kota Tanjung Selor ke 232 dan Kabupaten Bulungan yang ke 62 tahun, dimana ribuan peserta dari berbagai suku dan agama yang ada di Bulungan menampilakkan budaya dan kearifan lokal yang ada, disaksikan langsung Bupati Bulungan Syarwani dan unsur forkopimda kabupaten, Sabtu (15/10/2022).
Bupati mengungkapkan dengan semakin melandainya pandemi, Pemkab Bulungan bisa melaksanakan kembali pawai budaya dalam momentum memperingati hari jadi Bulungan dan Tanjung Selor, yang melibatkan seluruh kecamatan dan sebagian desa-desa yang ada di Bulungan serta komunitas.
“Kita siapkan wadahnya sehingga apa yang menjadi kehendak dan kerinduan masyarakat Bulungan selama ini dalam momentum hari jadi bisa diwujudkan dengan pawai budaya ini, tahun depan Insya Allah kita kemas lebih baik lagi dan mendorong lebih banyak lagi partisipan,” ungkap bupati.
Bupati lanjutkan atas nama pemerintah daerah dan panitia menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta dan masyarakat Bulungan dengan menampilkan budaya yang ada di Bulungan.
“Baik dari sisi pakaian maupun kearifan lokal lainnya yang ada di Bumi Tenguyun ini, tentu pawai budaya ini tidak hanya dimiliki oleh tiga suku besar yang ada di Bulungan, melainkan semua suku terlibat,” ungkap bupati.
“Karena kita sadar bahwa Bulungan saat ini sudah dihuni berbagai macam suku dan agama,” sambungnya.
Bupati melanjutkan, dengan keberagaman dan kebhinekaan yang ada tersebut tentu menjadi adalah modal Daerah Bulungan untuk terus melangkah membangun daerah ini kearah yang lebih baik lagi. Selain itu kata bupati dengan kegiatan ini pula juga banyak dampak yang dirasakan.
“Salah satunya mengenalkan sedini mungkin kepada anak-anak generasi milenial mengenai budaya yang ada di Bulungan, sekalipun Bulungan ini jauh berkembang kedepannya, diharapkan akar budaya kita tidak luntur, mau suku apapun dia yang menetap di Bulungan jangan sampai melupakan akar budaya dan kearifan lokal,” tutupnya.(MC Bulungan/sny)