Inovasi ‘Ayo Baper ODF”

Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan di masyarakat adalah penyediaan fasilitas sanitasi dasar berupa jamban. Jamban berguna untuk membuang kotoran manusia sehingga bakteri dalam kotoran manusia tidak mencemari lingkungan. Upaya sanitasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 yang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yaitu meliputi tidak Buang Air Besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, serta mengelola limbah air rumah tangga dengan aman.

Berdasarkan hasil e-monev STBM, penduduk di Indonesia yang masih Buang Air Besar Sembarang (BABS) pada tahun 2019 sebesar 21,08%. Untuk di Kalimantan Utara masih ada 24,46% penduduk yang Buang Air Besar Sembarang (BABS) dan di Bulungan dengan persentase sebesar 9,54% untuk data tersebut diatas. Dari 8 (delapan) desa yang ada di wilayah Kecamatan Tanjung Palas Timur, sampai dengan tahun 2018 baru terdapat 2 (dua) desa yang sudah mendeklarasikan diri sebagai desa dengan status semua warganya stop buang air besar di sembarang tempat yaitu Desa Sajau tahun 2012 dan Desa Pura Sajau tahun 2015. Padahal untuk menjadi Kabupaten Sehat, diharuskan setiap Desa di Kecamatan mampu menerapkan Desa Open Defecation Free (ODF).

Menyikapi permasalahan sanitasi tersebut terutama mengenai Buang Air Besar Sembarang (BABS) yang memenuhi syarat kesehatan, maka sanitarian Puskesmas Tanah Kuning bekerjasama dengan Pemerintah Desa Tanjung Agung membuat metode pemicuan modifikasi yang dilakukan dengan menambahkan konsep pembiayaan berupa stimulan untuk mempercepat terpenuhinya target ODF dan juga mengadakan perlombaan mengenai lingkungan bersih dan sehat antar RT dengan salah satu indikator penilaian berupa persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat. Dari metode yang diterapkan di Desa Tanjung Agung, maka terciptalah inovasi ‘Ayo Baper ODF” yang terlaksana dan berkembang  hingga ke desa lainnya sampai saat ini.

KEUNGGULAN/KEBAHARUAN

Keunggulan yang ditawarkan :
1. Menjadi Desa yang bebas Buang Air Besar Sembarang (BABS), sehingga dapat menjadi salah satu indikator dalam penilaian Kabupaten Sehat.
2. Metode inovasi ini dapat diterapkan di berbagai desa lainnya yang belum ODF.

TAHAPAN INOVASI

Pemberian inovasi kepada warga dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
A. Pemberian stimulan
1. Pengumpulan data
Tahapan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data warga Desa yang sudah terpicu, namun belum bisa membangun jamban sehat.

2. Pengusulan kebutuhan stimulant
Pada tahapan ini warga diminta untuk menyampaikan usulan jenis stimulan yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan ekonomi warga.

3.Verifikasi usulan
Tahapan ini dilakukan untuk memastikan jenis stimulan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan warga.

4. Monev Pemberian stimulant
Pada tahapan ini dilakukan pendampingan terhadap proses pembangunan jamban oleh warga, sehingga pemanfaatan stimulant yang diberikan dapat maksimal.

B. Implementasi dari pengembangan metode “pemicuan modifikasi dengan konsep pembiayaan stimulant”.
1. Advokasi ke Pemerintah Desa sebagai langkah awal dalam mempromosikan metode tersebut.
2. Hasil advokasi di bawa ke dalam forum diskusi warga melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
3. Monitoring dan evaluasi secara berkala.

Pemerintah desa dan sanitarian Puskesmas mengadakan lomba lingkungan bersih dan sehat antar RT dengan menjadikan persentase kepemilikan jamban sehat di setiap RT sebagai salah satu indikator penilaian lomba. Penilaian ini pun berlangsung selama 6 (enam) bulan, dengan frekuensi penilaian dilakukan setiap 2 (dua) bulan sekali. Dalam setiap proses penilaian, tim ini juga melakukan pendampingan terhadap warga yang sedang dalam proses pembangunan jamban.

C. Advokasi Lintas Sektor
1. Sanitarian Puskesmas Tanah Kuning melakukan advokasi kembali dengan pemerintah desa agar mengalokasikan dana stimulant melalui anggaran dana desa.
2. Sanitarian bekerja sama dengan pihak swasta yaitu PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (PKN) untuk berkontribusi dalam penyuksesan program Desa ODF melalui dana condev berupa material, yaitu batako, pipa, dan seng.

Exit mobile version